AIR SUMBER KEHIDUPAN
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ لَكُمْ اْلأَرْضَ مَهْداً وَسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلاً، وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى.
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهَ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهَ. أَمَّا بَعْدَ:
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ الْكِرَامُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفِسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمَتَّقُوْنَ.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Mari
kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan mencermati semua
pekerjaan yang akan kita lakukan. Sekiranya itu perintah Allah, perintah
Rasulullah, maka segera kita lakukan. Akan tetapi, jika pekerjaan itu maksiat
kepada Allah atau dilarang Rasulullah SAW, maka batalkanlah, dan hindarkanlah.
Dengan bertakwa kepada Allah, Insya Allah kita akan bahagia di dunia dan
akhirat.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Suatu
keniscayaan bahwa kehidupan kita di dunia ini, tentu membutuhkan air. Manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan setiap yang melata di bumi ini, tak bisa lepas dari
air. Air menjadi sumber kehidupan dari semuanya.
Sungguh
manusia sangat tergantung dengan adanya air. Mulai bangun tidur hingga menjelang tidur manusia selalu
terlibat dengan air. Kita mandi, wudlu, masak, makan, minum, memerlukan air. Di
rumah, di kantor, di sekolah, bahkan di bus, di kereta, di pesawat, dan di mana
saja kita berada, kita pasti memerlukan air.
Dan
apabila kita mau tahu, bahwa air diproses dan diadakan oleh Allah SWT melalui
proses yang indah, yang sebelumnya tidak banyak diketahui oleh manusia. Allah
telah mengisyaratkan "hujan" lewat ayat-ayat suci Al-Qur'an
sebagaimana tersurat dalam surah Ar-Ruum [30]: 48; sebagai berikut:
"Allah, Dialah yang mengirim
angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu
lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira."
(Ar-Ruum [30] : 48).
Proses
terjadinya hujan, sebagaimana yang dipaparkan dalam Al-Qur'an sama persis
dengan apa yang dipaparkan oleh para Ilmuan:
Pertama, Sejumlah
besar gelembung udara terbentuk karena buih di lautan secara terus menerus
pecah dan menyebabkan partikel air disemburkan ke langit. Yang kemudian
membentuk titik-titik awan dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, kemudian
naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan kecil.
Kedua, Awan
terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal garam atau partikel
debu udara. Karena tetesan air di awan sangat kecil, awan menggantung di udara
dan menyebar di langit.
Ketiga, Pertikel air
yang mengelindungi karistal garam dan partikel debu akan bertambah tebal dan
membentuk tetesan hujan, sehingga tetesan hujan akan menjadi lebih berat dari
pada udara, dan mulailah jatuh ke bumi sebagai hujan.
Majelis
Jum'ay yang terhormat!
Sungguh
luar biasa, Allah SWT memutar kehidupan ini dengan generasi yang silih
berganti, dari generasi ke generasi, lewat turunnya hujan ke muka bumi, dengan
proses yang mengagumkan, yang tak tertandingi oleh siapapun. Dan juga, marilah
kita perhatikan, simak, dan renungkan ayat suci Al-Qur'an, surah Al-Furqan ayat
48 dan 49 berikut ini:
"Dia lah yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar kami menghidupkan
dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar kami memberi minum dengan air
itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang
banyak." (Al-Furqaan
[25]: 48-49)
Perhatikan
pula pada surah Qaaf, ayat 9 berikut ini:
"Dan Kami turunkan dari langit
air yang banyak manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan
biji-biji tanaman yang diketam." (Qaaf [50]: 9)
Dari
tiga ayat tadi jelas bahwa air tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi
diperlukan pula oleh hewan, tumbuh-tumbuhan, dan semua makhluk hidup lainnya
yang ada di dunia ini. Air mutlak diperlukan kapan saja, dan di mana saja.
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Apa
jadinya, andaikata di dunia ini tidak
ada air. Sudah barang tentu tak ada kehidupan. Takkan ada makhluk yang
bisa hidup. Manusia takkan kuat hidup tanpa air dalam waktu satu minggu,
demikian juga hewan dan tumbuh-tumbuhan. Itu artinya Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang telah mengaturnya dengan begitu indah, tertib, rapi, dan
cermat. Sebelum menjadikan makhluk di dunia ini terlebih dahulu menyediakan air
untuk kebutuhannya dalam jangka panjang. Lebih unik lagi apabila kita mau
meneliti dan mengamati siklus ketersediaan air. Dengan hujan, alam yang mati
menjadi hidup. Dengan hujan alam yang gersang menjadi subur. Dengan hujan
tanaman menjadi hijau dan subur. Dengan hujan semua yang hidup merasa gembira,
sebab ketersediaan air yang setiap hari dibutuhkannya, dan seterusnya.
Allah
SWT telah memberitakan kabar gembira itu dalam kitab suci Al-Qur'an, surah
Ar-Ra'd, ayat 14 sebagai berikut:
"Dan di bumi ini terdapat
bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon
korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama.
kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ra'd [13]: 4)
Ayat ini
mengisyaratkan bahwa Allah sangat dimungkinkan untuk menjaga air tetap
berkualitas, membuat buah lebih bermutu dan lain-lain. Berkat air juga
pemandangan manjadi asri. Berkat air tumbuh-tumbuhan yang kering menjadi hijau.
Tanaman yang semula tidak berbuah menjadi berbuah. Kehidupan manusia bertambah
nikmat. Betapa Maha Murahnya Allah yang telah memberkahi negeri kita Indonesia
kaya dengan air. Orang Indonesia baru merasa betapa suburnya tanah air kita
ini, jika ia telah pergi haji, melihat tanah tumpah darah Rasulullah SAW –
Makkah, Madinah, dan Saudi Arabia pada umumnya. Ironinya dengan tanah air
Indonesia yang konon 2/3 adalah air, justru rakyatnya tidak bisa memanfaatkan
air. Justru hanya pandai-pandai membuang air, tanpa mempedulikan ijtihad para
ulama yang mengatakan "memubadzirkan" (ternmasuk air wudlu yang
berlebihan) adalah haram hukumnya.
Kaum muslimin
rahimakumullah!
Kalau kita
dapat mencintai air, dan dapat memanfaatkan air, kita seharusnya menjadi bangsa
yang pandai menciptakan kreasi yang terkait dengan air. Tentang perikanan,
irigasi, taransportasi, dan lain-lain. Di mana Allah telah memberikan isyarat
dalam ayat yang indah dalam surah Ibrahim, ayat 32 berikut ini:
"Allah-lah yang Telah
menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia
mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu;
dan dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai." (Ibrahim [14]: 32)
Kaum muslimin
rahimakumullah!
Air,
betapa sabarnya ia. Yang kotor, yang bau, yang jelek, dibuang manusia ke air
sungai. Yang penuh bakteri, yang membahayakan, yang menjijikkan, dibuang
manusia ke laut. Sampah, kotoran manusia, kotoran binatang dan lain-lain
dibuang manusia ke air, dan otomatis air menjadi tercemar. Selama ini air tetap
diam. Andaikata air bisa bicara atau manusia bisa menangkap perasaan air, tentu
air berkata dan merintih, serta menyumpah. Hai manusia, betapa tololnya kau,
sombong sekali kamu, kau manusia tak tahu diri, manusia tak pandai bersyukur
kepada Sang Pencipta alam semesta. Pantas kalau kamu hai manusia mendapatkan
siksaan dari Allah, bala bencana dari Allah karena keterlaluan kelakuanmu dan
kebodohanmu.
Siapa
yang tidak marah, kalau pusat-pusat sumber air dirusak oleh tangan-tangan jahat
manusia. Siapa yang tidak benci bila tempat-tempat resapan dan penampungan air
dibabat habis, diganti dengan hutan-hutan beton. Siapa yang tidak kecewa jika
air di mana-mana dicemari oleh bahan-bahan yang berbahaya, bakteri yang
menimbulkan berbagai penyakit? Akhirnya kepada manusia sendiri yang menaggung
akibatnya, termasuk manusia yang baik yang tak
bersalah.
Sudah
berapa kali negeri tercinta ini diberikan peringatan oleh Yang Maha Kuasa
dengan adanya tsunami, adanya banjir bandang, adanya tanah longsor dan
lain-lain. Semua itu pertanda kelalaian manusia, manusia tidak mau menjaga dan
mengelola air dengan baik dan benar. Allah telah mengingatkan kepada manusia dalam
Al-Qur'an, surah Ar-Ruum, ayat 41 sebagai berikut:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena
perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(Ar-Ruum [30]: 41)
Dari khutbah ini
dapat disimpulkan, bahwa air adalah sumber kahidupan. Suatu keniscayaan bahwa kehidupan di dunia ini, tentu
membutuhkan air. Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan setiap yang melata di
bumi ini, tak bisa lepas dari air. Mari kita cintai air, jangan kita kotori dan
nodai air, sebab air yang kotor dan ternoda akan membaayakan kita semua, kita
semua yang akan menanggung akibatnya.
Demikian
khutbah yang khatib bisa sampaikan. Semoga kita sekalian bisa memperoleh
manfaat dari khutbah ini. Amin ,!
بَارَكَ اللهُ لى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِىْ وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَتَقَبِّلَ اللهُ مِنِّىْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنِّهُ هَوَالسِّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَاَسْتَغْفِرُوْهُ إِنِّهُ هَوَ الْغَفُوْرُ الرِّحِيْمُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar