Jumat, 12 Desember 2014

KHUTBAH JUM'AT : AIR SUMBER KEHIDUPAN


AIR SUMBER KEHIDUPAN

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ لَكُمْ اْلأَرْضَ مَهْداً وَسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلاً، وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهَ. أَمَّا بَعْدَ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ الْكِرَامُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفِسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمَتَّقُوْنَ.

            

Kaum muslimin rahimakumullah!
            Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan mencermati semua pekerjaan yang akan kita lakukan. Sekiranya itu perintah Allah, perintah Rasulullah, maka segera kita lakukan. Akan tetapi, jika pekerjaan itu maksiat kepada Allah atau dilarang Rasulullah SAW, maka batalkanlah, dan hindarkanlah. Dengan bertakwa kepada Allah, Insya Allah kita akan bahagia di dunia dan akhirat.
Kaum muslimin rahimakumullah!
            Suatu keniscayaan bahwa kehidupan kita di dunia ini, tentu membutuhkan air. Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan setiap yang melata di bumi ini, tak bisa lepas dari air. Air menjadi sumber kehidupan dari semuanya.
            Sungguh manusia sangat tergantung dengan adanya air. Mulai bangun tidur hingga menjelang tidur manusia selalu terlibat dengan air. Kita mandi, wudlu, masak, makan, minum, memerlukan air. Di rumah, di kantor, di sekolah, bahkan di bus, di kereta, di pesawat, dan di mana saja kita berada, kita pasti memerlukan air.
            Dan apabila kita mau tahu, bahwa air diproses dan diadakan oleh Allah SWT melalui proses yang indah, yang sebelumnya tidak banyak diketahui oleh manusia. Allah telah mengisyaratkan "hujan" lewat ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagaimana tersurat dalam surah Ar-Ruum [30]: 48; sebagai berikut:
"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira." (Ar-Ruum [30] : 48).
Proses terjadinya hujan, sebagaimana yang dipaparkan dalam Al-Qur'an sama persis dengan apa yang dipaparkan oleh para Ilmuan:
Pertama, Sejumlah besar gelembung udara terbentuk karena buih di lautan secara terus menerus pecah dan menyebabkan partikel air disemburkan ke langit. Yang kemudian membentuk titik-titik awan dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, kemudian naik dari lautan sebagai tetesan-tetesan kecil.
Kedua, Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal garam atau partikel debu udara. Karena tetesan air di awan sangat kecil, awan menggantung di udara dan menyebar di langit.
Ketiga, Pertikel air yang mengelindungi karistal garam dan partikel debu akan bertambah tebal dan membentuk tetesan hujan, sehingga tetesan hujan akan menjadi lebih berat dari pada udara, dan mulailah jatuh ke bumi sebagai hujan.
Majelis Jum'ay yang terhormat!
            Sungguh luar biasa, Allah SWT memutar kehidupan ini dengan generasi yang silih berganti, dari generasi ke generasi, lewat turunnya hujan ke muka bumi, dengan proses yang mengagumkan, yang tak tertandingi oleh siapapun. Dan juga, marilah kita perhatikan, simak, dan renungkan ayat suci Al-Qur'an, surah Al-Furqan ayat 48 dan 49 berikut ini:
"Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak." (Al-Furqaan [25]: 48-49)
Perhatikan pula pada surah Qaaf, ayat 9 berikut ini:
"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam." (Qaaf [50]: 9)
            Dari tiga ayat tadi jelas bahwa air tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi diperlukan pula oleh hewan, tumbuh-tumbuhan, dan semua makhluk hidup lainnya yang ada di dunia ini. Air mutlak diperlukan kapan saja, dan di mana saja.
            Kaum muslimin rahimakumullah!
            Apa jadinya, andaikata di dunia ini tidak  ada air. Sudah barang tentu tak ada kehidupan. Takkan ada makhluk yang bisa hidup. Manusia takkan kuat hidup tanpa air dalam waktu satu minggu, demikian juga hewan dan tumbuh-tumbuhan. Itu artinya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang telah mengaturnya dengan begitu indah, tertib, rapi, dan cermat. Sebelum menjadikan makhluk di dunia ini terlebih dahulu menyediakan air untuk kebutuhannya dalam jangka panjang. Lebih unik lagi apabila kita mau meneliti dan mengamati siklus ketersediaan air. Dengan hujan, alam yang mati menjadi hidup. Dengan hujan alam yang gersang menjadi subur. Dengan hujan tanaman menjadi hijau dan subur. Dengan hujan semua yang hidup merasa gembira, sebab ketersediaan air yang setiap hari dibutuhkannya, dan seterusnya.
            Allah SWT telah memberitakan kabar gembira itu dalam kitab suci Al-Qur'an, surah Ar-Ra'd, ayat 14 sebagai berikut:
"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ra'd [13]: 4)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah sangat dimungkinkan untuk menjaga air tetap berkualitas, membuat buah lebih bermutu dan lain-lain. Berkat air juga pemandangan manjadi asri. Berkat air tumbuh-tumbuhan yang kering menjadi hijau. Tanaman yang semula tidak berbuah menjadi berbuah. Kehidupan manusia bertambah nikmat. Betapa Maha Murahnya Allah yang telah memberkahi negeri kita Indonesia kaya dengan air. Orang Indonesia baru merasa betapa suburnya tanah air kita ini, jika ia telah pergi haji, melihat tanah tumpah darah Rasulullah SAW – Makkah, Madinah, dan Saudi Arabia pada umumnya. Ironinya dengan tanah air Indonesia yang konon 2/3 adalah air, justru rakyatnya tidak bisa memanfaatkan air. Justru hanya pandai-pandai membuang air, tanpa mempedulikan ijtihad para ulama yang mengatakan "memubadzirkan" (ternmasuk air wudlu yang berlebihan) adalah haram hukumnya.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Kalau kita dapat mencintai air, dan dapat memanfaatkan air, kita seharusnya menjadi bangsa yang pandai menciptakan kreasi yang terkait dengan air. Tentang perikanan, irigasi, taransportasi, dan lain-lain. Di mana Allah telah memberikan isyarat dalam ayat yang indah dalam surah Ibrahim, ayat 32 berikut ini:
"Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai." (Ibrahim [14]: 32)
Kaum muslimin rahimakumullah!
            Air, betapa sabarnya ia. Yang kotor, yang bau, yang jelek, dibuang manusia ke air sungai. Yang penuh bakteri, yang membahayakan, yang menjijikkan, dibuang manusia ke laut. Sampah, kotoran manusia, kotoran binatang dan lain-lain dibuang manusia ke air, dan otomatis air menjadi tercemar. Selama ini air tetap diam. Andaikata air bisa bicara atau manusia bisa menangkap perasaan air, tentu air berkata dan merintih, serta menyumpah. Hai manusia, betapa tololnya kau, sombong sekali kamu, kau manusia tak tahu diri, manusia tak pandai bersyukur kepada Sang Pencipta alam semesta. Pantas kalau kamu hai manusia mendapatkan siksaan dari Allah, bala bencana dari Allah karena keterlaluan kelakuanmu dan kebodohanmu.
            Siapa yang tidak marah, kalau pusat-pusat sumber air dirusak oleh tangan-tangan jahat manusia. Siapa yang tidak benci bila tempat-tempat resapan dan penampungan air dibabat habis, diganti dengan hutan-hutan beton. Siapa yang tidak kecewa jika air di mana-mana dicemari oleh bahan-bahan yang berbahaya, bakteri yang menimbulkan berbagai penyakit? Akhirnya kepada manusia sendiri yang menaggung akibatnya, termasuk manusia yang baik yang tak
bersalah.
            Sudah berapa kali negeri tercinta ini diberikan peringatan oleh Yang Maha Kuasa dengan adanya tsunami, adanya banjir bandang, adanya tanah longsor dan lain-lain. Semua itu pertanda kelalaian manusia, manusia tidak mau menjaga dan mengelola air dengan baik dan benar. Allah telah mengingatkan kepada manusia dalam Al-Qur'an, surah Ar-Ruum, ayat 41 sebagai berikut:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Ar-Ruum [30]: 41)
            Dari khutbah ini dapat disimpulkan, bahwa air adalah sumber kahidupan. Suatu keniscayaan bahwa kehidupan di dunia ini, tentu membutuhkan air. Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan setiap yang melata di bumi ini, tak bisa lepas dari air. Mari kita cintai air, jangan kita kotori dan nodai air, sebab air yang kotor dan ternoda akan membaayakan kita semua, kita semua yang akan menanggung akibatnya.
Demikian khutbah yang khatib bisa sampaikan. Semoga kita sekalian bisa memperoleh manfaat dari khutbah ini. Amin ,!

بَارَكَ اللهُ لى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِىْ وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ اللهُ مِنِّىْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنِّهُ هَوَالسِّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَاَسْتَغْفِرُوْهُ إِنِّهُ هَوَ الْغَفُوْرُ الرِّحِيْمُ.